Istilah “Sehat Itu Mahal” ternyata benar adanya, pasalnya banyak kejadian yang menjadikan seseorang bahkan sekeluarga memiliki beban finansial karena biaya pengobatan yang mahal. Terlebih bagi penyakit-penyakit kritis yang dialami. Tahukah anda berapa perkiraan biaya berobat sakit kritis?
Kisah keluarga Widyanarto (44) mungkin bisa dijadikan gambaran betapa pentingnya pengelolaan keuangan agar tidak menjadikan beban finansial bagi kita. Suatu kali ibu mereka divonis terkena kanker payudara stadium akhir. Untuk mengobatinya, diperlukan operasi pengangkatan payudara hingga perawatan pasca operasi seperti kemoterapi dan pemberian obat tertentu. Untuk semua biaya perawatan dua tahun sejak divonis, keluarga mereka harus menjual properti keluarga. Bukan hanya itu, pesangon sang ayah yang tadinya bisa digunakan untuk masa pensiunpun juga akhirnya sebagian besar dipakai untuk membayar perawatan sang ibu.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Anfasa Moeloek (Era SBY), beban pembiayaan penyakit kritis memanglah sangat besar. Dari periode Januari hingga Juni 2014 saja, jika dihitung dari klaim program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), jumlahnya mencapai Rp 5,27 triliun. Itu pun belum termasuk mereka yang dirawat tanpa menggunakan fasilitas asuransi dari BPJS Kesehatan.
Tidak berhenti sampai disini, bahkan menurut perkiraan Forum Ekonomi Dunia (WEF), penyakit tidak menular yang berpotensi berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia pada periode 2012 hingga 2030 mencapai US$ 4,47 triliun atau sekitar Rp 58 ribu triliun (kurs 1 dolar = Rp13 ribu) saat ini. Artinya beban finasial terhadap penyaki-penyakit kritis bukan hanya dialami oleh pribadi, namun juga Negara. Oleh karna itu perlu dan pentingnya penanganan khusus atas peristiwa ini. Lalu jenis-jenis penyakit apa saja yang bisa berpotensi menjadi beban keuangan?
Berikut data yang disampaikan Menkes RI disela-sela Sidang Kesehatan Dunia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
1. Penyakit jantung
Jantung merupakan salah satu penyakit kritis yang dapat menghabiskan dana senilai triliunan rupiah, karena organ ini pula merupakan organ utama yang ada dalam tubuh manusia. Dilansir dalam periode Januari – Juni 2014, terjadi 232.010 kasus yang menghabiskan dana Rp 1,82 triliun. Beberapa masalah yang sering terjadi adalah adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Untuk itu ada beberapa jenis perawatan yang biasa dilakukan, baik dengan operasi bypass (memberikan saluran baru ke jantung) atau pemasangan ring (memberikan semacam cincin untuk membuka saluran yang tersumbat).
2. Stroke
Pada peringkat kedua penyakit yang mendatangkan beban finansial tertinggi adalah stroke. Pada periode yang sama, pasien yang ditangani sejumlah 172.303 dengan biaya perawatan mencapai Rp 794,08 miliar. Penyakit yang juga sering disebut sebagai penyakit tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak ini perlu perawatan yang intensif karena berhubungan dengan otak. Tak jarang penderitanya akan mengalami cacat seumur hidup. Hal inilah yang menjadikan stroke sebagai penyakit kritis yang membutuhkan biaya pengobatan yang mahal.
3. Ginjal
Penyakit kritis lain yang juga menghabiskan banyak biaya adalah penyakit ginjal. Menurut Menkes, biaya yang dikeluarkan untuk menanganinya mencapai angka 138.779 pasien ginjal dengan biaya sebesar Rp 750 miliar. Pengobatannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cuci darah rutin, operasi untuk mengangkat batu ginjal, hingga cangkok ginjal.
4. Diabetes
Penyakit yang dikenal berhubungan dengan gula ini juga merupakan penyakit yang mengerikan karena cukup banyak meregang nyawa bagi penderitanya. Menurut Menkes jenis penyakit ini menghabiskan dana sebesar Rp 313,64 miliar untuk menangani
70.584 pasien data sepanjang Januari – Juni 2014. Penderita diabetes harus punya disiplin tinggi untuk mengontrol gula darah. Semakin tinggi kadar gula penyandang diabetes, maka akan semakin tinggi sejumlah penyakit komplikasi yang mungkin menyertai, seperti stroke, jantung, dan ginjal.
5. Kanker
Penyakit kanker juga termasuk penyakit yang mendatangkan beban keuangan, bukan hanya mengerikan penyakitnya namun mengerikan pula biaya pengobatan. Jumlahnya mencapai Rp 313,09 miliar untuk merawat 56.033 pasien. Ada beragam jenis kanker yang menyerang. Mulai dari kanker otak, laring, paru-paru, payudara, serviks, dan lainnya.
Oleh sebab itu, salah satu perawatan yang diberikan bagi pasien yang terserang kanker yaitu dengan menjalani terapi kemo (diberi obat suntik untuk melemahkan kanker) hingga operasi pengangkatan kanker pada bagian tubuh yang terserang.
Sebaiknya agar terhindar dari jenis-jenis sakit tersebut anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan sejak dini sesuai dengan istilah “Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”. Salah satu upaya pencegahannya menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany diantaranya adalah dengan tidak merokok dan menjaga pola hidup. Sebab rokok merupakan faktor risiko yang menyebabkan aneka penyakit kritis seperti jantung, stroke, hingga kanker.
Dan agar terhindar dari risiko beban finansial atas jenis sakit kritis yang mungkin menghampiri keluarga, sebaiknya Anda mempersiapkan proteksi seperti dana darurat untuk kesehatan atau memiliki asuransi sakit kritis dan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Mau tahu Asuransi Kesehatan yang lengkap ? silahkan klik di SINI