Asuransi Kesehatan Dengan Unitlink atau Berdiri Sendiri ?

Asuransi Kesehatan Dengan Unitlink atau Berdiri Sendiri ?

Jaman sekarang asuransi kesehatan sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mutlak. Karena tanpa asuransi kesehatan, maka akan berat secara financial ketika kita mengalami musibah sakit. Apalagi biaya Rumah Sakit sudah semakin mahal.

Banyak produk asuransi yang dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi secara garis besar ada dua tipe askes. Yang pertama askes dengan unit link dan yang kedua askes yang berdiri sendiri.

Asuransi Kesehatan Dengan Unitlink

Unitlink adalah produk perpaduan antara Investasi dan asuransi. Perpaduan unitlink dengan askes sebetulnya sangat menarik, karena dengan adanya investasi, maka askes yang dibeli menggunakan unitlink memiliki sebuah kelebihan yang sampai sekarang belum ada yang dapat menandingi.

Karena dengan unitlink, akan membuat perlindungan askes menjadi lebih terjaga. Karena ketika terjadi keterlambatan pembayaran premi asuransi, asuransi kesehatan tidak akan langsung laps atau terputus.

Ini disebabkan dengan adanya Nilai Investasi yang membantu pembayaran biaya asuransi kesehatan tetap terbayar. Karena dengan unitlink maka Nilai Investasi akan terus bertambah, dan biaya askes bukan di potong dari premi, tetapi dipotong dari Nilai Investasi yang terbentuk.

Tetapi kelebihan ini juga menjadikan kelemahan bagi produk jenis ini, karena premi yang dibayar menjadi mahal. Dan banyak nasabah yang tidak menyadari bahwa biaya asuransi kesehatan itu tiap tahun bertambah mengikuti usia, dan bisa saja suatu saat lebih besar dari premi unitlink dan dapat menyebabkan Polis laps tanpa disadari.

Oleh sebab itu, pemilik polis unit link harus terus memonitor posisi Nilai Investasi dan biaya dari polis, supaya tidak tahu-tahu laps.

Baca : Harga Kamar RS Naik, Polis Asuransi Yang Dimiliki Masih Kecil

Asuransi Kesehatan Berdiri Sendiri

Sebetulnya, produk ini seperti membeli asuransi tambahan tanpa mengikutkan unitlinknya. Mangkanya preminya akan terlihat sangat murah. Dan setiap tahun akan terlihat kenaikan atau penurunan premi asuransinya secara mencolok.

Jadi, walaupun kelebihan dari produk semacam ini adalah harganya yang murah, tetapi karena preminya akan naik setiap tahun, menyebabkan banyak nasabah yang merasa ragu untuk membeli produk semacam ini, selain karena preminya berubah tiap tahun dan juga karena tidak ada pengembalian di akhir kontrak.

Jadi, teman-teman tinggal pilih, kira-kira jenis yang mana yang paling dibutuhkan, kalau perlindungan sih, keduanya sama saja koq. Selamat memilih yaa !!

Penyakit Kritis Terus Meningkat di Indonesia, Bahkan Bisa Berulang

Penyakit Kritis Terus Meningkat di Indonesia, Bahkan Bisa Berulang

Pada tahun 2018 telah dilakukan penelitian oleh pemerintah yang hasilnya dalam bentuk Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), dalam laporan ini disebutkan bahwa risiko masyarakat Indonesia terserang penyakit kritis semakin meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dalam laporan tersebut.

Kenaikan ini sangat berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat, seperti kurang olahraga, merokok, minum minuman beralkohol, serta kurang makan sayur dan buah.

Laporan ini mencatat tiga penyakit kritis yang meningkat dibandingkan laporan yang sama di periode sebelumnya.

Ginjal

Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit kritis yang jumlah kasusnya terus meningkat. Naik 2% pada periode sebelumnya menjadi 3,8% pada 2018.

Sering disebut Gagal Ginjal Kronis merupakan kondisi saat fungsi ginjal menurun atau gagal menjalankan tugasnya. Fungsi utama ginjal adalah menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urin. Kedua ginjal setiap harinya menyaring 120-150 liter darah dan menghasilkan 1-2 liter urin.

Beberapa komplikasi disebabkan penyakit ini, seprti hiperkalamia atau kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah, penyakit jantung, anemia, hingga kerusakan sistem sraf pusat.

Stroke

Penyakit ini adalah salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia, di Laporan Riskesdas 2018 melaporkan kenaikan prevalensi stroke dari 7% menjadi 10,9%. Kenaikan yang cukup tinggi.

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah yang menuju ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecah pembuluh darah. Tanpa darah yang cukup, otak akan kekurangan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Kanker

Penyakit ini sangat mematikan karena setiap tahun angka kematiannya mencapai 10 juta. Dalam laporan Riskesdas 2018 prevalensi penyakit ini meningkat dari 1,4 % menjadi 1,8 %. Penyakit kanker yang sering menyerang di negara kita dan menyebabkan banyak kematian adalah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru. Meski lebih sering menyerang wanita, namun para pria juga memiliki resiko terserang kanker, misalnya kanker paru, kanker usus dan kanker prostat.

Penyakit ini disebabkan pertumbuhan sel didalam tubuh yang tidak terkontrol. Pertumbuhan sel yang tidak normal ini awalnya di bagian tubuh tertentu dan menyebar ke bagian tubuh lain hingga penyebabkan kematian.

Pola hidup yang tidak baik tentunya akan meningkatkan resiko-resiko terkena penyakit kritis lainnya, yang saat ini sudah berkembang sangat banyak. Ketika kita terkena satu penyakit kritis, walaupun akhirnya kita sembuh, bukan berarti kita terbebas dari penyakit kritis lainnya, karena seringkali pengobatan untuk satu penyakit akan memicu penyakit lainnya.

Baru-baru ini kita mendapat berita bagaimana seorang artis terkenal terkena lagi sakit kanker untuk kedua kalinya, dan ini menyebabkan jiwanya tidak tertolong. Atau ada juga yang terjadi pada kawan saya karena pengobatan kankernya, malah menyebabkan gagal ginjal, karena ginjalnya tidak kuat. Jadi penyakit-penyakit kritis ini sangat mungkin buat berulang.

Hal yang sama dari semua penyakit kritis adalah, akan dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengobatan dan pemulihan, beberapa orang malah membutuhkan pengganti penghasilan juga.

Ada banyak cara sebetulnya mengatasi biaya-biaya ini, yaitu :

  1. Menjual Aset atau mencairkan Aset, tentu cara ini nggak mudah, karena dalam situasi yang kepepet tentunya harga jual barang bisa sangat jatuh, seandainya kita ada uang cash pun, tentunya akan ada batasnya dan sangat membebani cashflow.
  2. Meminjam, situasi ini yang paling tidak menyenangkan karena tidak mudah mencari pinjaman, apalagi kalau jumlah besar, dan masalah baru timbul apabila kita sudah pulih, karena harus mengembalikan tentu akan sangat membebani.
  3. Minta sumbangan, memang kita siapa? Yang bisa dengan mudah minta sumbangan sana sini.
  4. Asuransi, Ini adalah bentuk perencanaan, jadi menyiapkan sebelum terjadi, bayangkan kalau kita siapkan dari usia 30 tahun, hanya dengan 24 jutaan setahun selama 10 tahun, kita mendapat perlindungan sampai 4,2 Milyar (Sakit Kritis Major 3x sampai 3 M, Sakit Kritis minor 200 jt 1x dan meninggal dunia 1M) sampai usia 80 tahun. Setiap manfaat yang keluar tidak akan mengurangi manfaat lainnya. Dan apabila tidak terjadi apa-apa uang yang kita bayar akan dikembalikan tanpa potongan di akhir kontrak dan di jamin.

Tinggal pilih yang paling mudah dan murah kan, tentunya asuransi pilihannya. Contoh diatas menggunakan produk  FWD Critical Amor, kalau mau tahu lebih detil klik gambar Whatsapp dibawah atau kalau mau minta ilustrasi tinggal klik Let’s Talk.

Kenapa BPJS Selalu Kesulitan Keuangan?

Kenapa BPJS Selalu Kesulitan Keuangan?

BPJS telah melakukan sebuah perubahan kebiasaan kita. Dulu banyak orang yang tidak perduli dengan kesehatan, sekarang kita bisa melihat bagaimana Rumah Sakit bisa begitu penuh orang-orang yang berobat.

Tetapi belakangan ini, kenapa begitu banyak berita yang tidak enak mengenai BPJS, banyak Rumah Sakit yang berteriak, karena ternyata BPJS tidak bayar tagihan-tagihannya. Ini membuat pemerintah terus memutar otak untuk menyelamatkan BPJS, karena memang dibutuhkan oleh masyarakat.

Oleh sebab itu, kita sebagai masyarakat harus paham secara benar, bagaimana cara kerja BPJS sebenarnya. BPJS sebetulnya adalah sebuah asuransi sosial, yang penyelenggaranya adalah pemerintah. Disebut asuransi sosial karena memang tujuan dari BPJS ini adalah untuk membantu masyarakat menengah kebawah dalam mengatasi kondisi-kondisi kesehatan yang tidak diinginkan.

Disini saya akan membahas lebih fokus kepada BPJS Kesehatan, karena masalah terbesar yang terjadi adalah di bagian ini. Karena orang bisa klaim berkali-kali, program ini yang banyak berhutang kepada Rumah Sakit.

Seperti asuransi umumnya, program BPJS Kesehatan memberi perlindungan kepada kita atas kejadian sakit dengan perlindungan rawat jalan dan rawat inap dengan cakupan perlindungan yang sangat luas, malah jauh melebihi asuransi kesehatan manapun.

Baca juga : Asuransi kesehatan FWD Life menyaingi BPJS Kesehatan

Pertanyaannya adalah, dari mana BPJS membayar semua klaim-klaimnya, padahal perlindungannya jauh lebih luas dari asuransi biasa. Dari pemerintah? Tentunya bukan, dari mana pemerintah mendapat uang untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia yang saat ini sudah melebihi 250 juta orang.

Jawabannya adalah dari premi yang dibayar oleh semua orang yang tergabung didalamnya. Dengan dua kriteria, bagi yang mampu bayar sendiri dan yang tidak mampu dibayar oleh pemerintah lewat bantuan-bantuan khusus.

Tetapi kenapa sampai terjadi tunggakan-tunggakan di RS, yang tentunya menyulitkan RS dalam menangani pasien? Sebenarnya ada beberapa hal yang membuat ini terjadi, yaitu :

1. Kesadaran membayar premi

Program BPJS Kesehatan adalah program subsidi silang, yang sehat akan membantu yang sakit. Jadi apabila yang sakit jumlahnya lebih besar dari yang bayar, karena yang bayar nggak disiplin membayar, tentunya BPJS Kesehatan akan kesulitan membayar klaim.

Yang banyak terjadi adalah banyak orang yang yang bergabung dalam BPJS setelah tahu dia sakit atau harus masuk rumah sakit, setelah sembuh BPJS Kesehatannya nggak dibayar lagi. Hal ini tentunya sangat memberatkan. BPJS sebetulnya sudah dapat mengantisipasi kejadian ini, dengan menggunakan masa tunggu kalau dia baru pulihkan polisnya, bahkan tunggakan sebelumnya juga harus dibayar. Tetapi masih banyak orang yang bergabung ke BPJS ketika sudah sakit, sementara ketika sehat nggak mau bergabung.

Jadi sebetulnya, kalau kita semua mau bergabung dengan BPJS dan disiplin membayar, mungkin kejadian-kejadian diatas nggak mungkin terjadi.

2. SOP Yang Tidak Dijalankan Dengan Disiplin

Banyak terjadi, pemegang kartu BPJS dalam kondisi tidak membayar, tetap bisa klaim. Sehingga menjadi beban keuangan yang berat dan menimbulkan ketidakadilan. Karena orang-orang yang membayar dengan disiplin akhirnya nggak mendapat perlindungan yang semestinya, karena uangnya digunakan buat bayar klaim orang yang bukan semestinya.

Sebetulnya hal ini sudah mulai dapat diatasi dengan menggunakan teknologi yang ada. Sehingga sistem akan menjaga dari kejadian-kejadian seperti ini.

3. Jumlah peserta yang masih sedikit

Semakin banyak peserta BPJS, maka akan semakin besar pula dana yang terkumpul, sehingga BPJS Kesehatan mempunyai cukup uang untuk membayar klaim-klaimnya.

Sehingga penting bagi kita juga untuk mengajak orang-orang disekeliling kita supaya mau bergabung dengan BPJS Kesehatan.

4. Kebiasaan Hidup Sehat

BPJS kesehatan merupakan program Nasional, jadi bukan hanya premi yang dijaga saja, tetapi klaim juga harus dijaga. Klaim dijaga bukannya dengan membatasi klaim, tetapi dengan mensosialisasikan hidup sehat di masyarakat.

Di Indonesia masyarakatnya belum memiliki kesadaran untuk hidup sehat. Sehingga banyak penyakit yang dapat sebetulnya dapat dihindari, tetapi gagal untuk dihindari. Misalnya dengan menghilangkan kebiasaan merokok, maka resiko orang terkena penyakit yang berhubungan dengan paru semakin berkurang.

Atau dengan membudayakan olahraga, maka akan semakin sedikit orang terkena penyakit-penyakit kritis diusia muda.

Jadi, teman-teman BPJS, adalah milik kita semua, ayo kita semua bergabung dan saling membantu dengan program ini. Sehingga semakin banyak masyarakat kita yang akan terbantu, khususnya dibidang kesehatan.

Belajar Klaim Asuransi Kesehatan

Belajar Klaim Asuransi Kesehatan

Klaim asuransi kesehatan adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para calon klien ketika mereka memutuskan untuk membeli asuransi kesehatan. Hal ini karena memang seringkali banyak informasi yang tidak tepat di masyarakat mengenai urusan klaim ini. Dalam tulisan ini, hanya dibahas untuk program asuransi kesehatan Individu yang menggunakan sistem Kartu (Cashless)

Tidak sedikit orang yang mengatakan klaim asuransi susah hanya berdasarkan informasi yang mereka dapat tanpa melakukan pengecekan lagi, sehingga didalam pikirannya yang tercipta hanya bayangan bahwa klaim itu susah.

Dalam Program Asuransi Kesehatan yang menggunakan Kartu (Cashless), Klaim dapat terjadi dengan menggunakan kartu (Cashless) atau dengan sistem Reimbursement. Yang membedakan adalah kalau Cashless kita hanya menunjukkan kartu saja, dan kalau Reimbursement berarti kita membayar dulu, baru klaim kita lakukan setelah perawatan selesai dan telah kita bayar dulu.

Ada beberapa kondisi yang membuat sistem itu dapat digunakan, yaitu :

  1. Klaim di RS Rekanan langsung menggunakan Kartu 
  2. Klaim di RS bukan rekanan, harus menggunakan sistem Reimbursement
  3. Klaim Rawat Jalan polis Individu, menggunakan sistem Reimbursement

Selain itu, kita harus tahu kondisi-kondisi apa yang membuat klaim tidak dapat diganti sepenuhnya, silahkan liat aturan polis, karena setiap perusahaan memiliki aturan yang berbeda. Misalnya vitamin, alat-alat pendukung yang tidak berhubungan dengan penyakit, Kenaikan kelas kamar dan lain-lain. Sehingga kita tidak kaget kalau masih harus menambah sejumlah uang atau biasa disebut ekses klaim.

  • Klaim Rawat Inap

1. Syarat Klaim
Hal pertama yang harus kita ketahui, apakah syarat klaim terpenuhi, seperti apakah polis masih dalam keadaan inforce. Kondisi laps dapat saja terjadi karena premi asuransi tidak terbayar tepat waktu atau mungkin tidak terbayar.

Selain itu, kita harus tahu apakah polis ini masih dalam masa tunggu atau mungkin ada pengecualian atas penyakit yang sudah diderita sebelumnya atau metode pengobatan yang tidak masuk dalam lingkup perlindungan.

2. Hubungi pihak asuransi
Jangan lupa, menghubungi pihak asuransi baik itu agen atau perusahaan asuransi, sebelum atau paling tidak setelah kita masuk RS,  supaya bisa mendapat layanan yang prima.

3. Siapkan Dokumen Pendukung
Pada umumnya perusahaan asuransi swasta hanya memerlukan KTP Asli dan Kartu Cashless sebagai dokumen dasar proses masuk kedalam perawatan dan surat rujukan dari dokter yang merawat atau dokter UGD RS tersebut yang menyatakan membutuhkan perawatan lebih lanjt. Tetapi ada juga beberapa perusahaan asuransi, memerlukan surat rujukan dari dokter diluar RS, yaitu dari dokter yang ditunjuk oleh perusahaan asuransi.

4. Pilihan RS
Untuk mengetahui RS rekanan perusahaan asuransi, kita dapat melihat di web site perusahaan, telepon ke Customer Service Perusahaan atau ke agen-agen yang melayani kita. 

Sebelum masuk RS sebaiknya kita cek lagi daftar rekanan RS, karena seringkali terjadi perubahan-perubahan.

5. Administrasi Masuk
Ketika kita, datang ke RS yang pertama kali kita tunjukkan adalah Kartu Asuransi (Cashless), dari situ akan keluar data berupa sisa saldo yang masih bisa digunakan dan apa saja yang dilindungi dan dikecualikan dalam polis asuransi yang kita ambil

Ingat, penting kita mengetahui batasan-batasan ini, sehingga kita mengetahui perkiraan berapa uang yang harus disiapkan ketika kita akan masuk.

6. Administrasi keluar
Ketika kita sudah diperbolehkan pulang, maka akan ada proses klaim yang berjalan. Proses ini tidak terlihat oleh kita, tetapi kita rasakan dari waktu yang kita jalani. Dalam proses ini ada pihak RS, Dokter Penanggung Jawab dan Pihak Asuransi, mereka kan melakukan komunikasi, pihak Asuransi akan memberikan beberapa pertanyaan kepada Dokter yang merawat melalui pihak Rumah Sakit.

Jadi seandainya prosesnya akan sedikit memakan waktu, kita harus sabar menunggu, karena itu jauh lebih baik dari pada kita harus menyediakan uang tersebut dalam jumlah besar. 

Bagi yang menggunakan dua perusahaan asuransi, jangan lupa kita meminta surat koordinasi Benefit Asuransi kepada perusahaan asuransi pembayar, sehingga kekurangan pembayar dapat di dapat dari perusahaan asuransi satunya. 

  • Klaim Rawat Jalan

Pada asuransi kesehatan Individu, rawat jalan yang bisa dilakukan proses klaim adalah kondisi penyakit yang berkaitan sakit rawat inapnya, baik itu sebelum atau sesudahnya. Jadi dalam kondisi ini proses klaim dilakukan dengan sistem Reimbursement. Cara ini juga dapat digunakan pada klaim Rawat Inap yang bukan pada Rumah Sakit rekanan.

  1. Pengisian formulir klaim yang harus diisi dengan benar
  2. Melengkapi dokumen persyaratan klaim, seperti :

a.  Bukti pembayaran biaya perawatan dan tanda terima asli

b. Laporan lengkap dari dokter asli

c. Rincian perawatan dari RS asli (Medical Record)
d. Biaya obat-batan dan jasa yang dilakukan

3. Lakukan klaim sesegera mungkin, karena setiap asuransi memiliki batasan waktu klaim yang berbeda-beda, tetapi biasanya sekitar 30 hari.

Saat menyerahkan seluruh berkas, pastikan bahwa semua data tertulis benar dan berkas telah lengkap, ini berguna agar proses berjalan cepat tanpa hambatan. Banyak sekali klaim yang terproses lama, hanya karena hal-hal sepele berkaitan administrasi saja.

Penolakan Klaim
Bisa saja ternyata klaim di tolak oleh pihak Asuransi. Kita jangan langsung patah arang dulu, coba pelajari alasan kenapa klaim itu ditolak dan pelajari dengan seksama, apakah alasan yang diberikan telah sesuai dengan kejadian sebenarnya.

Setelah itu, lakukan keberatan baik itu secara tertulis maupun lisan. Bisa saja alasan yang kita kemukakan dapat diterima dan klaim dapat dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya. 

Asuransi Kesehatan FWD Life menyaingi BPJS Kesehatan

Sampai sekarang belum ada yang dapat mengalahkan BPJS Kesehatan mengenai batas usia perlindungan Asuransi Kesehatan. Tetapi karena BPJS Kesehatan tidak melayani semua RS terutama RS swasta, sehingga kalangan orang-orang yang menginginkan layanan-layanan VIP menjadi tidk terlayani.

Tetapi sekarang kita tidak usah khawatir lagi, karena FWD Life sekarang mengeluarkan sebuah asuransi yang memiliki perlindungan sampai usia 100 tahun. Selain itu kita akan mendapat layanan Medical Check Up gratis setiap tahunnya.Asuransi kesehatan ini mengganti biaya rumah sakit secara As-Charge atau biasa disebut mengganti sesuai tagihan. Selain itu karena program asuransi kesehatan ini dikombinasikan dengan program Asuransi Unit Link yang bernama Sprintlink plus, sehingga membuat program ini menjadi sangat menarik.

Tabel Hospital & Surgical

Kelebihan dari asuransi kesehatan ini yang mungkin tidak dimiliki oleh BPJS Kesehatan adalah, cakupan rumah sakitnya yang sangat luas, bisa sampai seluruh ASIA hanya dengan dengan menunjukkan kartu member saja (Cashless). Negara seperti Malaysia, Jepang, China sampai Rusia tergabung dalam perlindungan ini.

Program ini juga menyediakan layanan One Bed One Room alias layanan Kamar Pribadi, tanpa menentukan harganya, jadi selama RS itu ada di seluruh asia dengan harga berapapun yang penting kelas kamar 1 orang, perlindungan ini berlaku.

Yang luar biasa adalah Protesa dan Implant diganti sesuai tagihan, seperti cangkok ginjal, pembelian kaki palsu dan lain-lain.

Dan seperti produk-produk kesehatan FWD Life terdahulu, program ini menyediakan perlindungan keluarga sampai 4 anak hanya dalam satu polis saja.

Ditambah dengan pengecualian yang sedikit (Less Exclusion) membuat produk ini dapat melindungi olahraga ekstrem dan awak-awak pesawat non schedule flight. Serta masa tunggu beberapa penyakit hanya ada 17 saja.

Satu hal yang menarik dari program ini adalah, usia masuk sampai 65 tahun dan dimungkinkan untuk masuk tanpa harus melalui proses Medical Check Up (Ketentuan berlaku).

Mau tahu lebih jauh tentang program ini, silahkan WA : 08161963144 atau klik gambar dibawah ini

 

 

Sakit Kritis, Berpotensi Menjadi Beban Finansial

Sakit Kritis, Berpotensi Menjadi Beban Finansial

Istilah “Sehat Itu Mahal” ternyata benar adanya, pasalnya banyak kejadian yang menjadikan seseorang bahkan sekeluarga memiliki beban finansial karena biaya pengobatan yang mahal. Terlebih bagi penyakit-penyakit kritis yang dialami. Tahukah anda berapa perkiraan biaya berobat sakit kritis?

Kisah keluarga Widyanarto (44) mungkin bisa dijadikan gambaran betapa pentingnya pengelolaan keuangan agar tidak menjadikan beban finansial bagi kita. Suatu kali ibu mereka divonis terkena kanker payudara stadium akhir. Untuk mengobatinya, diperlukan operasi pengangkatan payudara hingga perawatan pasca operasi seperti kemoterapi dan pemberian obat tertentu. Untuk semua biaya perawatan dua tahun sejak divonis, keluarga mereka harus menjual properti keluarga. Bukan hanya itu, pesangon sang ayah yang tadinya bisa digunakan untuk masa pensiunpun juga akhirnya sebagian besar dipakai untuk membayar perawatan sang ibu.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Anfasa Moeloek (Era SBY), beban pembiayaan penyakit kritis memanglah sangat besar. Dari periode Januari hingga Juni 2014 saja, jika dihitung dari klaim program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), jumlahnya mencapai Rp 5,27 triliun. Itu pun belum termasuk mereka yang dirawat tanpa menggunakan fasilitas asuransi dari BPJS Kesehatan.

Tidak berhenti sampai disini, bahkan menurut perkiraan Forum Ekonomi Dunia (WEF), penyakit tidak menular yang berpotensi berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia pada periode 2012 hingga 2030 mencapai US$ 4,47 triliun atau sekitar Rp 58 ribu triliun (kurs 1 dolar = Rp13 ribu) saat ini. Artinya beban finasial terhadap penyaki-penyakit kritis bukan hanya dialami oleh pribadi, namun juga Negara. Oleh karna itu perlu dan pentingnya penanganan khusus atas peristiwa ini. Lalu jenis-jenis penyakit apa saja yang bisa berpotensi menjadi beban keuangan?

Berikut data yang disampaikan Menkes RI disela-sela Sidang Kesehatan Dunia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

1. Penyakit jantung
Jantung merupakan salah satu penyakit kritis yang dapat menghabiskan dana senilai triliunan rupiah, karena organ ini pula merupakan organ utama yang ada dalam tubuh manusia. Dilansir dalam periode Januari – Juni 2014, terjadi 232.010 kasus yang menghabiskan dana Rp 1,82 triliun. Beberapa masalah yang sering terjadi adalah adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Untuk itu ada beberapa jenis perawatan yang biasa dilakukan, baik dengan operasi bypass (memberikan saluran baru ke jantung) atau pemasangan ring (memberikan semacam cincin untuk membuka saluran yang tersumbat).

2. Stroke
Pada peringkat kedua penyakit yang mendatangkan beban finansial tertinggi adalah stroke. Pada periode yang sama, pasien yang ditangani sejumlah 172.303 dengan biaya perawatan mencapai Rp 794,08 miliar. Penyakit yang juga sering disebut sebagai penyakit tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak ini perlu perawatan yang intensif karena berhubungan dengan otak. Tak jarang penderitanya akan mengalami cacat seumur hidup. Hal inilah yang menjadikan stroke sebagai penyakit kritis yang membutuhkan biaya pengobatan yang mahal.

3. Ginjal
Penyakit kritis lain yang juga menghabiskan banyak biaya adalah penyakit ginjal. Menurut Menkes, biaya yang dikeluarkan untuk menanganinya mencapai angka 138.779 pasien ginjal dengan biaya sebesar Rp 750 miliar. Pengobatannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cuci darah rutin, operasi untuk mengangkat batu ginjal, hingga cangkok ginjal.

4. Diabetes
Penyakit yang dikenal berhubungan dengan gula ini juga merupakan penyakit yang mengerikan karena cukup banyak meregang nyawa bagi penderitanya. Menurut Menkes jenis penyakit ini menghabiskan dana sebesar Rp 313,64 miliar untuk menangani

70.584 pasien data sepanjang Januari – Juni 2014. Penderita diabetes harus punya disiplin tinggi untuk mengontrol gula darah. Semakin tinggi kadar gula penyandang diabetes, maka akan semakin tinggi sejumlah penyakit komplikasi yang mungkin menyertai, seperti stroke, jantung, dan ginjal.

5. Kanker
Penyakit kanker juga termasuk penyakit yang mendatangkan beban keuangan, bukan hanya mengerikan penyakitnya namun mengerikan pula biaya pengobatan. Jumlahnya mencapai Rp 313,09 miliar untuk merawat 56.033 pasien. Ada beragam jenis kanker yang menyerang. Mulai dari kanker otak, laring, paru-paru, payudara, serviks, dan lainnya.

Oleh sebab itu, salah satu perawatan yang diberikan bagi pasien yang terserang kanker yaitu dengan menjalani terapi kemo (diberi obat suntik untuk melemahkan kanker) hingga operasi pengangkatan kanker pada bagian tubuh yang terserang.

Sebaiknya agar terhindar dari jenis-jenis sakit tersebut anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan sejak dini sesuai dengan istilah “Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”. Salah satu upaya pencegahannya menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany diantaranya adalah dengan tidak merokok dan menjaga pola hidup. Sebab rokok merupakan faktor risiko yang menyebabkan aneka penyakit kritis seperti jantung, stroke, hingga kanker.

Dan agar terhindar dari risiko beban finansial atas jenis sakit kritis yang mungkin menghampiri keluarga, sebaiknya Anda mempersiapkan proteksi seperti dana darurat untuk kesehatan atau memiliki asuransi sakit kritis dan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Mau tahu Asuransi Kesehatan yang lengkap ? silahkan klik di SINI

×

Powered by Milkyway Network

× Perlu bantuan?